phobia” sendiri berasal dari istilah
Yunani “phobos” yang berarti lari (fight),
takut dan panik (panic-fear), takut hebat
(terror). Istilah ini memang dipakai sejak
zaman Hippocrates. Phobia adalah
ketakutan yang luar biasa dan tanpa alasan terhadap sebuah obyek atau
situasi yang tidak masuk akal. Pengidap
phobia merasa tidak nyaman dan
menghindari objek yang ditakutinya.
Terkadang juga bisa menghambat
aktivitasnya Phobia ini terbagi menjadi 3 kategori,
yaitu:
1. Phobia khusus yaitu ketakutan
terhadap obyek atau aktivitas tertentu.
Miisalnya acrophobia: takut ketinggian,
ailurophobia: takut kucing, arachnophobia: takut laba-laba,
cynophobia: takut anjing, nyctophobia:
takut gelap, dll.
2. Phobia sosial yaitu ketakutan
terhadap penilaian orang lain.
3. Agoraphobia yaitu rasa takut berada di tempat terbuka atau pusat keramaian. Banyak hal yang membuat seseorang
mengidap phobia. Paling sering karena
traumatis, terutama yang terjadi dimasa
kecil. Phobia terjadi karena pikiran
bawah sadar kita salah memberi arti
terhadap peristiwa traumatis yang menyebabkan phobia. Bila seseorang yang menderita phobia
melihat atau bertemu atau berada pada
situasi yang membuatnya takut (phobia),
gejalanya adalah sebagai berikut:
* Jantung berdebar kencang
* Kesulitan mengatur napas * Dada terasa sakit
* Wajah memerah dan berkeringat
* Merasa sakit
* Gemetar
* Pusing
* Mulut terasa kering * Merasa perlu pergi ke toilet
* Merasa lemas dan akhirnya pingsan Kita mungkin jengkel melihat teman,
saudara atau pasangan kita yang phobia.
Suasana menjadi kacau, karena sesuatu
yang kita pandang biasa malah
membuatnya berteriak histeris, lari, atau
bahkan pingsan.
. Berikut berdasarkan
info yang ku dapat ada beberapa perawatan utama untuk mengatasi fobia,
yaitu: a. Terapi berbicara. Perawatan ini seringkali efektif untuk
mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi
bicara yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan
mendengarkan permasalahan seseorang,
seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang
membuatnya fobia. Setelah itu konselor
akan memberikan cara untuk
mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis
akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan
penyebabnya dan memberi saran
bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan
untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive
Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran,
perasaan dan perilaku seseorang dalam
rangka mengembangkan cara-cara praktif
yang efektif untuk melawan fobia. b. Terapi pemaparan diri
(Desensitisation). Orang yang mengalami fobia sederhana
bisa diobati dengan menggunakan
bentuk terapi perilaku yang dikenal
dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini
dilakukan secara bertahap selama
periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang
membuatnya takut. Secara perlahan-
lahan seseorang akan mulai merasa tidak
cemas atau takut lagi terhadap hal
tersebut. Kadang-kadang
dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku. c. Menggunakan obat-obatan. Penggunaan obat sebenarnya tidak
dianjurkan untuk mengatasi fobia,
karena biasanya dengan terapi bicara
saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-
obatan ini dipergunakan untuk
mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan. Terdapat 3 jenis obat yang
direkomendasikan untuk mengatasi
kecemasan, yaitu:
1. Antidepresan: obat ini sering
diresepkan untuk mengurangi rasa
cemas, penggunaannya dizinkan untuk mengatasi fobia yang berhubungan
dengan sosial (social phobia). 2. Obat penenang: biasanya
menggunakan obat yang mengandung
turunan benzodiazepines. Obat ini bisa
digunakan untuk mengatasi kecemasan
yang parah, tapi dosis yang digunakan
harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu
maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan
obat tersebut berhubungan efek
ketergantungan. 3. Beta-blocker: obat ini biasanya
digunakan untuk mengobati masalah
yang berhubungan dengan
kardiovaskular, seperti masalah jantung
dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak jantung
tak beraturan.
Yunani “phobos” yang berarti lari (fight),
takut dan panik (panic-fear), takut hebat
(terror). Istilah ini memang dipakai sejak
zaman Hippocrates. Phobia adalah
ketakutan yang luar biasa dan tanpa alasan terhadap sebuah obyek atau
situasi yang tidak masuk akal. Pengidap
phobia merasa tidak nyaman dan
menghindari objek yang ditakutinya.
Terkadang juga bisa menghambat
aktivitasnya Phobia ini terbagi menjadi 3 kategori,
yaitu:
1. Phobia khusus yaitu ketakutan
terhadap obyek atau aktivitas tertentu.
Miisalnya acrophobia: takut ketinggian,
ailurophobia: takut kucing, arachnophobia: takut laba-laba,
cynophobia: takut anjing, nyctophobia:
takut gelap, dll.
2. Phobia sosial yaitu ketakutan
terhadap penilaian orang lain.
3. Agoraphobia yaitu rasa takut berada di tempat terbuka atau pusat keramaian. Banyak hal yang membuat seseorang
mengidap phobia. Paling sering karena
traumatis, terutama yang terjadi dimasa
kecil. Phobia terjadi karena pikiran
bawah sadar kita salah memberi arti
terhadap peristiwa traumatis yang menyebabkan phobia. Bila seseorang yang menderita phobia
melihat atau bertemu atau berada pada
situasi yang membuatnya takut (phobia),
gejalanya adalah sebagai berikut:
* Jantung berdebar kencang
* Kesulitan mengatur napas * Dada terasa sakit
* Wajah memerah dan berkeringat
* Merasa sakit
* Gemetar
* Pusing
* Mulut terasa kering * Merasa perlu pergi ke toilet
* Merasa lemas dan akhirnya pingsan Kita mungkin jengkel melihat teman,
saudara atau pasangan kita yang phobia.
Suasana menjadi kacau, karena sesuatu
yang kita pandang biasa malah
membuatnya berteriak histeris, lari, atau
bahkan pingsan.
. Berikut berdasarkan
info yang ku dapat ada beberapa perawatan utama untuk mengatasi fobia,
yaitu: a. Terapi berbicara. Perawatan ini seringkali efektif untuk
mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi
bicara yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan
mendengarkan permasalahan seseorang,
seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang
membuatnya fobia. Setelah itu konselor
akan memberikan cara untuk
mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis
akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan
penyebabnya dan memberi saran
bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan
untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive
Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran,
perasaan dan perilaku seseorang dalam
rangka mengembangkan cara-cara praktif
yang efektif untuk melawan fobia. b. Terapi pemaparan diri
(Desensitisation). Orang yang mengalami fobia sederhana
bisa diobati dengan menggunakan
bentuk terapi perilaku yang dikenal
dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini
dilakukan secara bertahap selama
periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang
membuatnya takut. Secara perlahan-
lahan seseorang akan mulai merasa tidak
cemas atau takut lagi terhadap hal
tersebut. Kadang-kadang
dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku. c. Menggunakan obat-obatan. Penggunaan obat sebenarnya tidak
dianjurkan untuk mengatasi fobia,
karena biasanya dengan terapi bicara
saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-
obatan ini dipergunakan untuk
mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan. Terdapat 3 jenis obat yang
direkomendasikan untuk mengatasi
kecemasan, yaitu:
1. Antidepresan: obat ini sering
diresepkan untuk mengurangi rasa
cemas, penggunaannya dizinkan untuk mengatasi fobia yang berhubungan
dengan sosial (social phobia). 2. Obat penenang: biasanya
menggunakan obat yang mengandung
turunan benzodiazepines. Obat ini bisa
digunakan untuk mengatasi kecemasan
yang parah, tapi dosis yang digunakan
harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu
maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan
obat tersebut berhubungan efek
ketergantungan. 3. Beta-blocker: obat ini biasanya
digunakan untuk mengobati masalah
yang berhubungan dengan
kardiovaskular, seperti masalah jantung
dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak jantung
tak beraturan.